09
Oct
09

Ungkapan tanpa suara …

Terkejut atas kalimat yang terucap tanpa disadarinya. Tak terpahami mengapa kalimat itu menyeruak tiba-tiba. Dia tak lagi punya hak melarang. Lelaki itu bukan lagi suaminya sejak bertahun lalu.
Ketika itu diterimanya telphon dari seseorang yang pernah menjadi belahan jiwa-nya sekian lama.
Uda dimano, ramai nian backsoundnya.” dia menimpali salam dari penelphon dengan kalimat yang sebenarnya tak bersambung.
Di Kereta“, jawab si lelaki diujung telphon.
Kemano Da?”, tanya-nya sambil kernyitkan kening. Dalam hatinya membathin: “Apa perduli-ku ya?”
Ke ….”, disebut-lah oleh si lelaki nama salah satu kota di Sumatera.
“Jangan kesana!” Dia terkejut akan kalimat-nya sendiri yang terucapkan dalam nada tinggi.
Tampaknya lelaki diseberang sana memahami, ada sesuatu dibalik kalimat. Juga, seakan memaklumi bila sudah tak ada lagi penjelasan apapun dari mantan istrinya setelah dua kata tsb. Rupanya dia masih kenal ‘tentang’ mantan istrinya.

Beberapa hari kemudian lelaki itu menelphonnya kembali, mengabarkan tak jadi berangkat … sambil mengucapkan terima kasih karena terhindar dari musibah.

Kini dia tercenung, mencoba hadirkan kembali penggalan kejadian yang dialaminya belakangan ini. Waktu itu sempat bertanya dalam hati, mengapa kursi yang didudukinya ‘bergoyang’ nyaris setiap hari sejak sebelum gempa beruntun terjadi. Sementara tak dilihatnya satupun benda disekelilingnya bergerak di saat yang bersamaan. Sementara kesehatannya baik-baik saja.
Ketika satu demi satu berita gempa tersiarkan, dia menjadi ‘mahfum’.
Tapi kembali lagi dia bertanya dalam hati, karena kursi yang didudukinya sambil mengetik, masih bergoyang hari ke hari. Sementara dia diselimuti perasaan mencekam, sendiri, sedih, ke-tak-berdayaan … Rasa sakit pada seluruh tubuh, kehilangan, putus asa bercampur aduk dengan kepasrahan. ‘Tercium’ … aroma menyengat dari jasad yang tak lagi bernyawa, yah aroma kematian … sedangkan dia tak berada ditempat kejadian. Terlihat wajah asing ketika dia terbangun dari tidur di kesendiriannya di suatu hari … Hampa jiwa-nya … seakan mewarnai hari-hari terakhir. Tak mudah menghentikannya, tak terduga kemunculannya …

Dia teringat hari-hari di-sebulan sebelum kepergian saudara sedarahnya. Teringat pula pada peristiwa besar … ‘suasana mencekam’ yang nyaris sama yang dirasakannya, selama kurang lebih sebulan sebelum Tsunami terjadi di tahun 2004. (Dunia lain)

Kini secara perlahan hatinya mulai ‘tenang’ kembali … dan menyadari ‘lagi’, mengapa perasaan mencekam sempat menghantui-nya.

Turut berduka sedalamnya atas bencana yang sedang melanda bumi kita tercinta.
Turut berduka sedalamnya atas bencana yang tengah melanda dunia.


12 Responses to “Ungkapan tanpa suara …”


  1. 12 October 2009 at 12:04

    @ KangBoed
    aduuuh jadi binun, sekaligus senang plus deelel campur aduk.
    jadi tentang mawar nyang asal ceplos itu rupaNA award toh?
    Truzz bolak balik itu kErna mo bagi2 hadiah? Atuh bilang Akang dari awal.
    Senang karena kebagian seabrek award. TIGABELAS? Banyak nian.
    Binun karena 9 diantaranya sudah pernah dapat.
    Deelel, kErna Q nya paling banter proteZ tentang loPE-sayangE-cinTE.
    huhuhuhu, nangiz terharu.
    😀 wah komplit lah nih rasa 🙄
    Makasih ya Kang 🙂

    btw … komen terakhir si akang NTU jauh lebih nyaman daripada nyang gaya melonGGGG
    salam ajah.

  2. 10 October 2009 at 08:19

    @ KangBoed
    aha aha hahaha 😀
    jadEEE nyang nglempar mawar berduri ntuh aKangBoed ya?
    upz … lho koq masing ada yah nyang nglempar. Kali ini buket mawar2an.
    jadi? ‘tau akh lap!

    eleh2 akang, aye-na’ diikut terus rupaNa?

    kali ini muantabbb juga respon-nya. Tanpa tebaran pesona-mu.
    Sebenarnya sy suka risih bila mendapat komentar loPe2an, sayang2en, cinte2an.

    Salam AJAH.

  3. 6 KangBoed
    10 October 2009 at 07:44

    🙄 hehehehehe.. manstaaaaaaaaaabbbbss..

  4. 10 October 2009 at 06:38

    @ KangBoed
    eleh2 KangBoed ini aya2 wae …
    salam SAYANG serta LOVE-FULL nya masih aja dibawa kemanapun berkunjung berkoment-ria.
    Duh aduh … sampE ada nyang nanya ke aye (lagi, EN lagi), ntu siapa noh?
    maka kujawab-lah seadanya-sejujurnya, karna cuman sgitu adanya:
    oooh itu KangBoed – si tukang komen yg jmarinya gmulai mnebar kata melonG,
    kmanapun dia berkunjung dan kpada siapapun pmilik ‘rumah’ blog.
    Dia emang sahabat nyang punya banyak cintE-sayangE-loPE
    🙂

    upss kok ada yang lempar mawar berduri yaaa sambil cemberutz gitzu.
    bapak2 ibu2 nyang punya anak duda atawa jaka, jangan lupe knalin ke aye yaa …
    sttt itu nyanyian orang lewat, mungkin mo kasih pengumaman … jombloHhhhh ajaH

    Salam persahabatn juJa buat KangBoed, terima kasih kunjungannya.

    (tanggapan kali ini sekedar lenturkan suasana … )

  5. 9 KangBoed
    9 October 2009 at 19:14

    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang
    ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank
    I Love U fuuulllllllllllllllllllllllllllll

  6. 9 October 2009 at 19:12

    HADIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIRRRRRRRRR

    MENGUCAPKAN SELAMAT ATAS NAMA PERSAHABATAN DAN PERSAUDARAAN

    SEMOGA DENGAN BERJALANNYA WAKTU SEMAKIN MEMPERSATUKAN KITA SEMUA.. TIDAK MELIHAT SIAPA KAMU.. APA AGAMAMU.. APA MAZHABMU.. TETAPI DENGAN MENYADARI KITA BERASAL DARI YANG SATU..

    SALAM SAYANG SELALU

  7. 9 October 2009 at 15:23

    Tanya tak terjawab …
    sempat tertuang di FB yg kini sedang di non aktifkan sementara, sejak 03 October …
    dalam pesan singkat gunakan bahasa M, sebelum gempa di Sumatera.
    Berharap, masih tersimpan disana.


Leave a comment


Thanks to: Wordpress

by-dinda27
Wordpress
Add to Technorati Favorites
dinda'kk2009.
October 2009
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 8 other subscribers

Categories

Archives

Blog Stats

  • 40,130 hits
free counters 140209
PageRank Checking Icon 110609

Top Clicks

  • None