Terkejut atas kalimat yang terucap tanpa disadarinya. Tak terpahami mengapa kalimat itu menyeruak tiba-tiba. Dia tak lagi punya hak melarang. Lelaki itu bukan lagi suaminya sejak bertahun lalu.
Ketika itu diterimanya telphon dari seseorang yang pernah menjadi belahan jiwa-nya sekian lama.
“Uda dimano, ramai nian backsoundnya.” dia menimpali salam dari penelphon dengan kalimat yang sebenarnya tak bersambung.
“Di Kereta“, jawab si lelaki diujung telphon.
“Kemano Da?”, tanya-nya sambil kernyitkan kening. Dalam hatinya membathin: “Apa perduli-ku ya?”
“Ke ….”, disebut-lah oleh si lelaki nama salah satu kota di Sumatera.
“Jangan kesana!” Dia terkejut akan kalimat-nya sendiri yang terucapkan dalam nada tinggi.
Tampaknya lelaki diseberang sana memahami, ada sesuatu dibalik kalimat. Juga, seakan memaklumi bila sudah tak ada lagi penjelasan apapun dari mantan istrinya setelah dua kata tsb. Rupanya dia masih kenal ‘tentang’ mantan istrinya.
Beberapa hari kemudian lelaki itu menelphonnya kembali, mengabarkan tak jadi berangkat … sambil mengucapkan terima kasih karena terhindar dari musibah.
Kini dia tercenung, mencoba hadirkan kembali penggalan kejadian yang dialaminya belakangan ini. Waktu itu sempat bertanya dalam hati, mengapa kursi yang didudukinya ‘bergoyang’ nyaris setiap hari sejak sebelum gempa beruntun terjadi. Sementara tak dilihatnya satupun benda disekelilingnya bergerak di saat yang bersamaan. Sementara kesehatannya baik-baik saja.
Ketika satu demi satu berita gempa tersiarkan, dia menjadi ‘mahfum’.
Tapi kembali lagi dia bertanya dalam hati, karena kursi yang didudukinya sambil mengetik, masih bergoyang hari ke hari. Sementara dia diselimuti perasaan mencekam, sendiri, sedih, ke-tak-berdayaan … Rasa sakit pada seluruh tubuh, kehilangan, putus asa bercampur aduk dengan kepasrahan. ‘Tercium’ … aroma menyengat dari jasad yang tak lagi bernyawa, yah aroma kematian … sedangkan dia tak berada ditempat kejadian. Terlihat wajah asing ketika dia terbangun dari tidur di kesendiriannya di suatu hari … Hampa jiwa-nya … seakan mewarnai hari-hari terakhir. Tak mudah menghentikannya, tak terduga kemunculannya …
Dia teringat hari-hari di-sebulan sebelum kepergian saudara sedarahnya. Teringat pula pada peristiwa besar … ‘suasana mencekam’ yang nyaris sama yang dirasakannya, selama kurang lebih sebulan sebelum Tsunami terjadi di tahun 2004. (Dunia lain)
Kini secara perlahan hatinya mulai ‘tenang’ kembali … dan menyadari ‘lagi’, mengapa perasaan mencekam sempat menghantui-nya.
Turut berduka sedalamnya atas bencana yang sedang melanda bumi kita tercinta.
Turut berduka sedalamnya atas bencana yang tengah melanda dunia.
@ KangBoed
aduuuh jadi binun, sekaligus senang plus deelel campur aduk.
jadi tentang mawar nyang asal ceplos itu rupaNA award toh?
Truzz bolak balik itu kErna mo bagi2 hadiah? Atuh bilang Akang dari awal.
Senang karena kebagian seabrek award. TIGABELAS? Banyak nian.
Binun karena 9 diantaranya sudah pernah dapat.
Deelel, kErna Q nya paling banter proteZ tentang loPE-sayangE-cinTE.
huhuhuhu, nangiz terharu.
😀 wah komplit lah nih rasa 🙄
Makasih ya Kang 🙂
btw … komen terakhir si akang NTU jauh lebih nyaman daripada nyang gaya melonGGGG
salam ajah.
@ KangBoed
aha aha hahaha 😀
jadEEE nyang nglempar mawar berduri ntuh aKangBoed ya?
upz … lho koq masing ada yah nyang nglempar. Kali ini buket mawar2an.
jadi? ‘tau akh lap!
eleh2 akang, aye-na’ diikut terus rupaNa?
kali ini muantabbb juga respon-nya. Tanpa tebaran pesona-mu.
Sebenarnya sy suka risih bila mendapat komentar loPe2an, sayang2en, cinte2an.
Salam AJAH.
hihihihihi sanes tebar pesona mBaaaaakk.. 😆
punten AWARDnya di candak nyaaaaa..
judulna di ganti jadi pingback na balik deui hehehehehehe 😆
🙄 hehehehehe.. manstaaaaaaaaaabbbbss..
@ KangBoed
eleh2 KangBoed ini aya2 wae …
salam SAYANG serta LOVE-FULL nya masih aja dibawa kemanapun berkunjung berkoment-ria.
Duh aduh … sampE ada nyang nanya ke aye (lagi, EN lagi), ntu siapa noh?
maka kujawab-lah seadanya-sejujurnya, karna cuman sgitu adanya:
oooh itu KangBoed – si tukang komen yg jmarinya gmulai mnebar kata melonG,
kmanapun dia berkunjung dan kpada siapapun pmilik ‘rumah’ blog.
Dia emang sahabat nyang punya banyak cintE-sayangE-loPE 🙂
upss kok ada yang lempar mawar berduri yaaa sambil cemberutz gitzu.
bapak2 ibu2 nyang punya anak duda atawa jaka, jangan lupe knalin ke aye yaa …
sttt itu nyanyian orang lewat, mungkin mo kasih pengumaman … jombloHhhhh ajaH
Salam persahabatn juJa buat KangBoed, terima kasih kunjungannya.
(tanggapan kali ini sekedar lenturkan suasana … )
hihihihihihi.. nah ini baru bener.. biasanya ci mBake cerius amet waaakakakakakk 😆
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang
‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank
I Love U fuuulllllllllllllllllllllllllllll
HADIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIRRRRRRRRR
MENGUCAPKAN SELAMAT ATAS NAMA PERSAHABATAN DAN PERSAUDARAAN
SEMOGA DENGAN BERJALANNYA WAKTU SEMAKIN MEMPERSATUKAN KITA SEMUA.. TIDAK MELIHAT SIAPA KAMU.. APA AGAMAMU.. APA MAZHABMU.. TETAPI DENGAN MENYADARI KITA BERASAL DARI YANG SATU..
SALAM SAYANG SELALU
Tanya tak terjawab …
sempat tertuang di FB yg kini sedang di non aktifkan sementara, sejak 03 October …
dalam pesan singkat gunakan bahasa M, sebelum gempa di Sumatera.
Berharap, masih tersimpan disana.