Aku sedang berkemas peralatan speedy diatas meja kerja saat terdengar ketukan. Kuabaikan, tapi ketukan beraturan tsb tak kunjung henti seolah ingin menarik perhatian. tuk tuk tuk … tuk tuk tuk … tuk tuk tuk.
Tergerak coba mencari arah suara. Mmm … berasal dari sisi kanan. Beberapa onggok tas kuamati satu persatu, tak tampak pergerakan, semua tetap diposisi semula.
Perhatianku beralih ke meja rias. Arah suara cukup ‘tajam’ di seputar… ya Allah … dari 2 botol ultima II ?! Kuyakini YA! Terakhir, fondation ini dikenakan tuk samarkan wajah my beloved brother dihari terakhir keberadaan jasadnya didunia. Guna sembunyikan wajah beku yang telah jadi mayat. He is catholic, agama yang dianut keluarga kami yang sangat religius dimasa terdahulu.
Ketika kami ‘bertiga’ di kamar jenazah, astuti meminta izinku merias wajah dingin kaku almarhum. Kebetulan setiap akan bermalam keluar kota, ku bawa serta beberapa perlengkapan-rias-penunjang-penampilanku.
Aku memang muslimah sejak putuskan menikahi lelaki moslem, sedang jasad dihadapanku adalah my lovely brother yang tetap setia pertahankan agama ‘ibu’ hingga akhir hayatnya. (Meski lelaki yang pernah menemaniku, tak lagi berada dalam kehidupanku sejak 11tahun silam, aku tetap sebagai muslimah. Semoga hingga akhir hayatku, amin)
Refleks kuangkat salah satu botol ultima II. Tiba-tiba suara terhenti! Menitik airmataku.
“Ongen yaaa?! Ngen, aku sayang kamu. Aku sendiri sekarang, gak ada lagi yang bela-in kami di keluarga besar kita. Kamu selalu beri support, nasehat dan kuatkan semangatku di saat down. Selama ini kamu selalu ada, lindungi kami meski dari kejauhan. Terima kasih ya Ngen.”
Allah Maha Besar
Engkau Maha Tahu, Maha Bijak, Maha Kasih Sayang.
Hanya ENGKAUlah yang Maha Berhak menghitung amal kebajikan hamba-hamba ciptaanMU.
P.R.Schramm semasa hidupnya tetap berteguh dalam menjalani keyakinannya. Sebagai seorang muslim, kusadari adanya batas-an keIslam-an, tapi bagaimanapun juga tetap menghormatinya sebagai sesama mahluk ciptaanMU yang mempunyai hak kewajiban yang sama besar dalam menjalani kehidupan beragama di dunia ini. Aku tak ingin kemukakan apapun, aku tak punya hak apapun dalam menghakimi siapapun. Maha Hakim itu ada pada KeESAanMU, bukan pada manusia ciptanMU.
Konon setelah kematian, hubungan keduniawian terputus sama sekali, betapapun kedekatan tali sedarah. Penentuan tempat kekalnya manusia-pun adalah HAK KUASAMU. Apapun yang kuyakini tentang keIslaman-ku, bukanlah tolak ukur bahwa kedekatanku padaMU yang mencoba taat – akan serta merta jadi-kan-ku lebih tinggi derajatnya, ataupun tak serta merta ku akan dapatkan tempat disisiMU. Boleh jadi sebaliknya. Ya Allah ampuni aku, jangan biarkan itu terjadi. Allah izinkan ku bermohon dengan segala kerendahan ketulusan hati sebagai hambaMU yang penuh dosa, tolong letakkan kami di tempat terhormat di akhirat nanti …
Allah tolong beri kan jalan kemudahan bagi P.R.Schramm menuju ke Haribaan tempat persinggahan terakhirnya. Allah ampuni dosa-dosanya.
Selamat jalan Ngen, semoga mendapat tempat layak disisi Allah.
Ngen titip salam kangenku buat our daddies T.Schramm and Piet. I love you all.
Ngen, dimata bathinku you are the best one my real brother. I love you, i will miss you always.
Your sister, dinda27/dinda’kk. 05 02 09
by dinda’kk, May 20, 2008
Note:
Saat tulisan ini ter-usai-kan, tas hitam dibelakang kursiku terjatuh kedepan, seolah terdorong sesuatu. Mengamati posisi tas, seharusnya jatuh meluruh kebawah perlahan.
Recent Comments