22
Nov
08

ke-pergian-nya

dindakk-by-dindakk-nov-16-2008

Acapkali kita terlambat menyadari bahwa keberadaan seseorang dalam kehidupan, sangat-lah berarti, setelah tak lagi bersama nya didunia …

Beberapa hari lalu terbaca berita, ‘Mas-ku’ berpulang. Tak yakin bila belum mendengar langsung dari ybs. Kucari nomor telphonnya. Ya ampun, selalu saja begitu, bila dalam kondisi panik tergesa, sulit temukan apapun. Dalam waktu singkat hati berkabung. Kesedihan mendalam, rasa sunyi meski hari terang benderang, malas lakukan apapun. Gairah hidup seolah terbang bersama kepergiannya. Sementara sekian tahun coba mematikan semua rasa yang pernah terjalin. Ada kenangan manis, sekaligus menyakitkan. Dia yang pertama hadir dalam kehidupan me-lajang-ku.

Sekian lama hidup sebagai seorang istri, kemudian harus menerima keputusan hati ‘tuk berpisah, tidaklah mudah. Sejak ber-ke-tetap-an menikahi lelaki pilihan ibu, benar-benar ku-matikan semua rasa tuk lelaki manapun, kecuali milik-ku yang sah. Iya-lah, sudah seharusnya begitu!

Sulit menata bathin yang gamang akibat perpisahan dengan pendamping terkasih. Sekian tahun tak mampu lupakan, Tersiksa, karena perpisahan yang teralami adalah pemutusan rasa kasih yang masih sangat dalam.

Ketika pertama kali berjumpa dengan Mas-ku, ada rasa suka. Betapa bodohnya dimasa itu, Kepongahan diri meyakini bahwa lelaki yang memiliki pasangan tsb biarlah menjadi bagian dari kehidupan sesaat. Bahwa rasa kasih terhadap ‘mantan pendamping’ tak tergantikan. Yang kubutuhkan saat itu adalah mengalihkan rasa kasih pada seorang (lelaki dewasa) lainnya, seorang yang be-resiko. Bila dengan ‘lajang’, besar kemungkinan hubungan berlanjut, sedang di masa tsb, ku patri hati-ku tak lagi butuhkan kehadiran lelaki lain dalam kehidupan mendatang.

Resiko yang dimaksud adalah … lelaki yang telah memiliki pasangan. Sementara beberapa lelaki lajang berusaha meminang. Kuingat di suatu pagi, 03AM, dikejutkan dering telphon dari seseorang yang ingin ‘meminang’ku. Alhamdulillah masih laku 🙂  Meski kedua putraku beranjak dewasa, keelokkan masih terpancar, demikian kata orang. Suatu hari ketika sedang berjalan dengan bungsuku 22th di mall, sempat digoda oleh teman se-usia-nya di depan mataku… “pacar baru ya, kenalan dUnk.”

Hubungan dengan Mas-ku diawali perjanjian tak tertulis, Sekedar berteman hingga mampu lupakan mantanku. Setelah itu selesai!

Ternyata ku-salah besar. Di perjalanan waktu, rasa sayang itu muncul perlahan menjadi ikatan bathin. Jatuh bangun berusaha melupakan. Alhamdulillah masa sulit terlewati, hingga April 2008 sempat ada kontak. Ku coba tak larut. Dan berhasil. Hingga muncul berita ke-pulangan-nya … ??

Jadi selama ini perasaan yang kukira ‘mati’, hanyalah tertidur. Kuharus menata hati ini tuk benar-benar melupakan. Alhamdulillah kegiatan berkarya membuat waktu menjadi sempit. Semua rasa ‘kan tertuang dalam bentuk kreasi. Ku bersyukur pada ILAHI RABB atas karuniaNYA.

* Nov 22, 2008 * Karya diatas: dinda’kk by dinda’kk, Nov 16, 2008 – 1248 (karya ku yang ke 1.248)


12 Responses to “ke-pergian-nya”


  1. 7 June 2009 at 14:18

    assalamu’alaikum mbak dinda, memang tidak mudah untuk menyadari bahwa kita tak perlu merasa sedih atau kehilangan utk sesuatu yg bukan milik kita, karena sesungguhnyalah apa yg ada dilangit dan bumi dengan segala isinya hanya Allah swt yg memiliki, maaf kalau comment saya seolah sok mengajari, sebenarnya bukan itu maksud saya, semoga mbak dinda selalu diberikan rejeki kesehatan olehNYA, salam.

    ** dinda’kk * June 21, 2008
    Wa’alaikum salam.

  2. 21 February 2009 at 23:21

    Wah mbak Dinda nich kelihatan masih muda sekali, ga nyangka si bungsu sudah 22 tahun. Bersyukur sekali mbak, karena terlihat muda dan beraura adalah karuniaNYA yang tak ternilai harganya. ** Commentnya melenceng ya??.. 🙂 ** Thanks

    ** dinda27:
    Comment nya melenceng sih ndak mbak-e.
    Cuma compliments-nya bisa bikin daun hidung melenceng kiri kanan.
    Salam ku juga tuk pujaan hatinya 🙂

  3. 29 November 2008 at 13:52

    Yande, Qu tertawa baca comment-mu (maaf, terpaksa disunting kalimat-nya). Tadinya mO dihapus 3baris comment terakhir-ku. Rasanya ga’ nyambung. Tapi keburu di comment balik. Ya udah terima kasih.

  4. 29 November 2008 at 12:32

    saya setuju mbak, cintaku hanya untuk Tuhanku dan kekasihku adalah badanku, karena hanya padaNya cinta kita yang tak mungkin terputus, lagipula itukan bagian dari ibadah.

    namun Tuhan bukanlah sahabat yang akan menimpali curhat kita, menangisi sakit hati kita dan menertawakan lelucon yang kita ceritakan, kita hanya bisa memujaNya dan meminta untuk tuntunanNya, dan karena itu Manusia tidak tercipta sendirian, pun Adam diciptakan Hawa untuk mendampinginya.

    bagaimana mbak?

  5. 29 November 2008 at 03:57

    Yande, terima kasih tuk semuanya.
    Masukannya bagus, akan jadi perhatian mbak.

    Sedikit tambahan: rasa kasih terhadap Allah tak ter-sejajarkan dengan manusia-belahan jiwa sekalipun. Kandungan rasa kasih pada tingkat-an hubungan emotional antar manusia sekalipun, berbeda. … gimana ?

  6. 28 November 2008 at 17:16

    yah… mbak dinda (eh udah mbak kok jadi dinda lagi?) memang saya akui saya belum pernah mengalami hal yang sama jadi hanya bisa berkata, Sabar… Bila mbak memang berkenan membuka pintu hati kembali kenapa tidak sepanjang mungkin dari anak-anak mbak terutama, mengikhlaskan bila belum mungkin kasih sayang mbak yang tersimpan daripada membeku dan membatu bisa mbak berikan pada anak-anak panti asuhan mungkin dengan membuat privat gratisan di sela-sela kesibukan

    Karena kasih sayang pun bisa menjadi keras bila telah membeku dan membatu, jangan sampai perasaan itu menghilang ya mbak

    Keep patience, mam

  7. 28 November 2008 at 07:00

    Wa’alaikum salam.
    Sekarang sy yang bingung.
    Boleh jadi yg sy click dan baca itu ‘slip’ mata.
    Terima kasih ya Mbak. Salut dengan ‘karya-bhakti’ nya di dunia medis.

  8. 8 evy
    28 November 2008 at 06:37

    assalamualaikum dinda yang cantik, terus terang ini baru pertama kali sy komen di blog ini, mudahan nama sy ndak pernah di catut org lain

  9. 28 November 2008 at 03:10

    Menurut Yantox gimana? 🙂
    Terima kasih, salamku, dinda27 (dinda’kk)

  10. 27 November 2008 at 17:52

    din…. ini beneran gak sih ??? cerita doang ato real ??

  11. 27 November 2008 at 15:00

    Terima kasih support-nya.

  12. 27 November 2008 at 11:49

    sebuah pilihan yang berat,kadang begitulah hidup,namun kita meski kuat menjalani. Kita pasti bisa 😀


Comments are currently closed.

Thanks to: Wordpress

by-dinda27
Wordpress
Add to Technorati Favorites
dinda'kk2009.
November 2008
M T W T F S S
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 8 other subscribers

Categories

Archives

Blog Stats

  • 40,119 hits
free counters 140209
PageRank Checking Icon 110609

Top Clicks

  • None